Indonesia menpunyai beraneka ragam budaya. Kira-kira ada 300 budaya dan bahasa daerah. Indonesia terdiri dari 13.677 kepulauan dan menpuyai 200 juta penduduk. Keanekaragaman itu sangat berpangaruh besar dalam upacara perkawinan. Pernikahan di Indonesia itu berpengaruh besar dengan budaya yang melibatkan keluarga. Salah satu budaya itu adalah tradisi perkawinan adat Jawa. Pesta perkawinan di Indonesia itu tidak hanya menyatukan dua orang, tetapi juga menyatukan keluarga di antara kedua belah pihak.
Orangtua pengantin laki-laki mengirim utusan ke orangtua pengantin perempuan untuk melamar puteri mereka. Untuk praktisnya, kedua orangtua dapat berbicara langsung. Orangtua dari kedua pengantin telah menyetujui lamaran perkawinan.
Biasanya orangtua perempuan yang akan mengurus dan mempersiapkan pesta perkawinan. Mereka yang memilih perangkat dan bentuk pernikahan (antara lain Paés Agung - dandanan mewah - dan Paés Kesatrian - dadanan sederhana). Setiap model pernikahan itu berbeda dandanan dan pakaian untuk pengantin laki-laki dan pengantin perempuan (bercorak batik). Mereka mengikuti segala rencana dan susunan pesta pernikahan, seperti Siraman, Midodareni, Peningsetan, Ijab dan beberapa Upacara Perkawinan Jawa lain.
Pesta pernikah adat Jawa mempunya beraneka ragam tradisi. Pemaes, dukun pengantin perempuan di mana menjadi pemimpin dari acara pernikahan, itu sangat penting. Dia mengurus dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta pernikahan. Biasanya dia juga menyewakan pakaian pengantin, perhiasan dan perlengkapan lain untuk pesta pernikahan.
LebihUpacara diadakan pada 3 hari yang berbeda. Hari pertama adalah untuk upacara Siraman.
Makna dari pesta Siraman adalah untuk membersihkan jiwa dan raga. Pesta Siraman ini biasanya diadakan di siang hari, sehari sebelum Ijab dan Panggih. Siraman di adakan di rumah orangtua pengantin masing-masing.
LebihPeningsetan atau Srah-Srahan, berasal dari kata singset (berarti ikatan). Kedua keluarga menyetujui pernikahan. Mereka akan menjadi besan. Keluarga dari pengantin laki-laki berkunjung ke keluarga dari pengantin perempuan.
LebihPelaksanaan pesta ini mengambil tempat sama dengan Ijab dan Panggih. Midodareni itu berasal dari kata Widodari yang berarti Dewi. Pada malam hari, calon pengantin wanita akan menjadi cantik sama seperti Dewi. Menurut kepercayaan kuno, Dewi akan datang dari kayangan.
LebihHari kedua, sekarang saatnya untuk Panggih. Suara sangat bagus dan mistik dari Gamelan digabungkan dengan tradisi Panggih atau Temu: pertemuan antara pengantin wanita yang cantik dengan pengantin laki-laki yang tampan di depan rumah yang di hias dengan tanaman Tarub.
LebihRitual pernikahan digelar sebagai pameran seni dan budaya tradisional. Upacara Ijab adalah persyaratan terpenting untuk melegalkan perkawinan. Implementasinya sesuai dengan agama pasangan.
LebihSetelah upacara Pernikahan, dilanjutkan dengan pesta resepsi. Pasangan pengantin baru bersama dengan orangtuanya menerima ucapan selamat dari para tamu. Bersamaan dengan itu, beberapa penari Jawa menpertunjukan (tari klasiek Gathot Kaca-Pergiwo, fragment dari cerita wayang atau tari lebih modern Karonsih).
LebihGambar dari pasangan pengantin diambil untuk menyimpan acara ini untuk masa depan dalam kenangan indah.
LebihPasangan yang baru menikah dan kedua orang tua mereka menerima berkah dan salam dari para tamu.
LebihJava, the heart of the Indonesian Republic. An Orientation to the Culture and Traditions of Java.